Minggu, 30 Agustus 2009

Dosen Pembimbing Kesayangan Ibu Marissa Haque-ku di PSL-IPB Bernama Prof. Dr. Dudung Darusman

SEKAPUR SIRIH
Blog ini hanya sebagian cara untuk menyebarluaskan informasi tentang saya agar warga IPB mengenali siapa dan bagaimana keadaan saya sebagai salah satu diantara tujuh pilihan calon rektor IPB.

Bagi saya adalah tak pantas untuk meminta, tapi wajib untuk menerima amanah, khususnya jabatan, dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu apa yang disajikan disini hanya termasuk pada kategori “amar ma’ruf nahi munkar”, menyeru pada kema’rufan dan mencegah pada kemunkaran, sebagaimana tuntunan Al Qur’an dalam Surah Ali Imran ayat 104. Insya Allah
PROFIL

Prof. Dudung Darusman dilahirkan di Ciamis, 14 September 1950. Suami dari Prof. Latifah K. Darusman (dosen FMIPA IPB), dikaruniai 2 orang putra yaitu Dani Hanifah (alm) dan drh. Huda Salahuddin Darusman (dosen FKH IPB). S1 diselesaikan tahun 1975 di Fahutan IPB. Pendidikan Purna Sarjana Ekonomi Kehutanan di UGM tahun 1976. S-2 bidang Resource Economic dari Departement of Agricultural Economics University of Wisconsin USA tahun 1984. S-3 dari Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan IPB diselesaikan pada tahun 1989. Tahun 1995 diangkat menjadi Guru Besar Tetap IPB bidang Ekonomi Sumberdaya Hutan. Sejak 1992 – sekarang sebagai Kepala Laboratorium Politik, Ekonomi dan Sosial Kehutanan.
Beberapa jabatan yang pernah diembannya yaitu selama dua periode, 1989-1992 dan 1992-1996 sebagai Dekan Fakultas Kehutanan IPB; tahun 1996-1999 sebagai Ketua Lembaga Penelitian IPB dan pada tahun 1999 sebagai Staf Ahli Menteri Kehutanan dan Perkebunan bidang Sosial dan Ekonomi.
Sumber: http://ddarusman.wordpress.com/

Beberapa Pokok Pikiran Beliau:

PIMPIN-MEMIMPIN
Dalam atmosfer demokrasi, memang seorang pemimpin itu harus ada unsur populis, pilihan dan kesukaan warga, pilihan pikiran dan hati warga. Kepopulisan itu harus dipelihara secara dinamis (tidak statis), agar kedekatan dan dukungan warga tetap terpelihara. Ungkapan “seorang pemimpin harus berani tidak popular” perlu disikapi secara bijaksana, karena sesungguhnya bertentangan dengan kekuatan pemimpin yang dipilih secara demokratis.
Ada di antara calon pemimpin yang cerdas, brilian dan keras kemauannya untuk berubah maju, tapi tidak ramah dan tinggi hati, sehingga tidak disukai warga. Ada juga yang ramah dan rendah hati serta disukai warga, tapi kurang cerdas, kurang brilian dan adem-ayem saja, kurang minat dan kurang semangat untuk perubahan. Dalam situasi seperti itu, proses demokrasi akhirnya seringkali memunculkan pemimpin yang setengah cerdas/brilian dan setengah ramah/disukai masyarakat. Output pemilihan yang setengah-setengah seperti itu sesungguhnya menjadi “hambatan inherent” baik untuk menciptakan kemajuan,maupun ketenangan dan kenyamanan warganya.

Maka, adalah menjadi kewajiban (demi kemajuan bersama) bagi orang-orang yang cerdas/brilian untuk menjadi ramah/rendah hati/disukai warga.Di sisi lain, juga perlu meminta warga untuk sadar dan berani memilih pimpinan yang cerdas/brilian /keras kemauan, kemudian maklumi dan sukailah dia ! Wallahu alam.
Pontianak, 1-7-2005.

SISTIM PENDIDIKAN BANGSA
Bila kita perlu dan harus hidup bersama. Bila kita ingin yang pandai dengan yang bodoh semua mendapat peran dalam kehidupan. Bila kita percaya yang pandai tidaklah perlu banyak (tapi pasti harus ada) untuk menciptakan ide-ide yang baik, selebihnya adalah yang mau dan tekun melaksanakan ide-ide itu dan yang seperti ituperlu banyak, …………………..
maka, dalam sistim pendidikantidaklah tepat bila hanya yang pandai yang dihargai bahkan diagungkan dengan berbagai identitas penghargaan. Kedua-duanya perlu dianggap sederajat, sebagaimana kesetaraan perannya dalam kehidupan.
Penghargaan yang sepadan terhadap yang pandai adalah diturutinya, digunakannya dan dipraktekannya ide-ide baik yang diciptakannya. Mereka yang bodoh sejak awal tidak boleh disepelekan atau dihinakan, hargai mereka dengan diajak agar mengerti, mau dan kemudian tekun mempraktekkan ide-ide yang baik karya cipta mereka yang pandai itu. Dengan begitu kebaikan demi kebaikan akan dibesarkan (amplified) dan dikembangbiakkan. Negara yang maju-maju di dunia ini tentu saja memiliki orang-orang pandai, tapi belum tentu yang paling banyak orang-orang pandainya. Negara yang maju adalah yang mau dan mampu membuat kebersamaan antara yang pandai dan yang bodoh yang dimilikinya.

Bila, tokoh-tokoh pematung di masyarakat Bali, yang sangat pandai & cerdas menciptakan model-model patung dari waktu ke waktu, merasa tidak perlu mendapat penghargaan atau imbalan (misalnya hak cipta), tapi telah merasa bahagia, bangga dan dihargai dengan dihayati dan diikuti pembuatannya oleh pematung-pematung lainnya. Mereka membiarkan ciptaan yang baik itu di-amplify demi kehidupan bersama. Mereka percaya bahwa kecerdasan & talenta adalah anugrah dari Tuhannya, sehingga sudah sangat bahagia dan bersyukur bila mereka telah menjadi pilihan Tuhan untuk menyalurkan ”keindahan cahayaNya”. Seperti pohon yang baik, bila buahnya dipetik pohon akan tetap dan terus berbuah lagi,……………………….
maka, jadilah masyarakat Bali yang lebih makmur dibandingkan dengan masyarakat Indonesia di tempat-tempat lainnya.
Bila, ………. bila dan bila-bila itu benar adanya,………………………maka, peneliti yang baik tidak perlu diagung-agungkan dengan berbagai penghargaan dan keistimewaan, tapi hargai ia dengan mengerti, menuruti dan mengadopsi hasil-hasil penelitiannya. Peneliti-peneliti lainnya berusaha meng-amplify dan mempercepat hasil penelitian yang baik itu melalui atau dengan jaringan penelitian yang mendukung,………………………
maka, dosen yang baik tidak perlu diagung-agungkan dengan berbagai gelar juara dan keistimewaan, tapi hargai ia dengan mendengar dan menghayati ilmu yang disampaikannya. Dosen-dosen lainnya menghargai ia dengan menyebarluaskan ilmu yang baik itu melalui kuliah-kuliah yang diberikannya.
Bila kemajuan teknologi pengolahan susu memerlukan kemajuan dalam peternakan sapi perah. Bila kemajuan arsitektur lanskap memerlukan kemajuan dalam teknologi budidaya tanaman. Bila kemajuan teknologi biodiesel memerlukan kemajuan dalam teknologi budidayatanaman Jarak. Bila kemajuan di satu kegiatan (sektor) memerlukan kemajuan kegiatan (sektor) lainnya,…………………………
maka, dalam sistim pendidikan harus dapat membuat yang pandai menyebar secara seimbang dalam berbagai kegiatan atau sektor, agar kemajuan demi kemajuan terus bersambutdan kekuatan demi kekuatan terus terwujud,………………………….
maka, dalam sistim pendidikan tidak boleh muncul anggapan dan sikap bahwa kegiatan (sektor)tertentu lebih penting atau lebih berperan dari pada yang lain. Sesungguhnya tidak ada salahnya bila ada kegiatan (sektor) tertentu yang sedang populer di masyarakat, namun sistim pendidikan tidak boleh silau dan bias oleh kepopuleran itu, karena yang harus dibangun adalah semuanya.
Darmaga, 27-12-2005


PROFESIONAL YANG BAGAIMANA ?
Profesional bagi seseorang dapat diartikan sebagai berpegang pada pekerjaan sebagai sumber kehidupan, atau diartikan pula sebagai tingkat keteguhan dan kemantapan seseorang pada bidang pekerjaannya. Dalam tingkat perorangan hal itu cukup jelas pengertiannya. Namun pada tingkat kebersamaan pengertian itu belum cukup untuk membuat sifat profesional membuahkan manfaat dan kemaslahatan, artinya sifat profesional perorangan harus ditambahi dengan sifat memperhatikan secara sungguh-sungguh akan kepentingan bersama atau kepentingan umum.

Bila seorang profesional sudah mengutamakan penghasilan daripada cara memperolehnya, maka setiap pekerjaan atau kesempatan apapun yang dapat memberi penghasilan akan mendapatkan justifikasinya. Misalnya, seseorang ahli tertentu mengatakan bahwa dia professional dengan mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya, sekalipun pekerjaan itu dampaknya akan bertentangan dengan kepentingan umum. Dia mengatakan bahwa dampak dari pekerjaannya itu bukan urusannya, dan yang menjadi urusannya adalah mengerjakan pekerjaan itu dengan sebaik mungkin.
Indonesia sekarang ini sudah memiliki sangat banyak profesional dalam berbagai bidang yang cukup luas. IPB ini juga telah memiliki banyak sekali ahli pada seluruh aspek pertanian. Sayangnya, Indonesia ini dan IPB ini belum banyak memiliki profesional dan akhli yang mementingkan kepentingan bersama. Wallahu alam.
Bogor, 5 April 2005.

CORPORATE CULTURE
Corporate culture atau budaya perusahaan adalah budaya yang berorientasi kepada keuntungan dan pertumbuhan. Hanya dengan memupuk keuntungan (kekuatan lebih) pertumbuhan dapat terjadi.Budaya perusahaan tidak menyuruh memupuk keuntungan yang sebesar-besarnya dan pertumbuhan yang tak terbatas, tapi yang menyuruh demikian adalah budaya tamak (aspek social).Cara mendapat keuntungan dan pertumbuhan terus berkembang , baik dengan mengandalkan kekuatan sendiri yang ada maupun outsourcing, atau menggunakan bantuan kekuatan luar. Namun ada beberapa unsur budaya perusahaan yang dalam cara apapun harus menjadi syarat untuk keberhasilannya. Setidaknya ada 4 unsur, sebagai berikut.

1. Hemat.
Keuntungan hanya dapat diperoleh bila pendapatan lebih besar dari pengeluaran. Prinsipnya keuntungan diperoleh dengan cara memperbesar pendapatan dan/atau memperkecil pengeluaran. Sifat hemat sangat diperlukan sejak awal dimana belum ada (masih kecilnya) pendapatan, agar segala potensi/kekuatan diperuntukan untuk produksi. Sifat hemat tetapdiperlukan juga, saat setelah berkembang agar pertumbuhan mantap dapat dipercepat. Sifat tidak hemat, bahkan boros, dapat menggagalkan proses produksi dan mengeroposkan pertumbuhan, sekalipun skema teknologi dan manajemen yang diterapkan sudah tepat. Budaya konsumtif, tampil tinggi, suka mark-up dan lain-lain adalah wujud sifat tidak hemat.

2. Kenaikan imbalan berasal dari hasil/keuntungan.
Ungkapan perlunya pemenuhan imbalan minimal terlebih dahulu perlu dipikirkan hati-hati, di samping besarnya sangat relatif juga sama dengan ”memetik buah dari pohon yang belum tumbuh”. Secara filosofis, profesi pertanian (yang normal/wajar) mengajarkan tanam dulu nanti baru panen. Intinya, mereka yang mampu menahan diri terhadap tuntutan kecukupan imbalan akan segera berbuat dengan sungguh-sungguh.

3. Maju dengan kekuatan yang dimiliki.
Suatu keinginan, akhirnya harus diputuskan berdasarkan kemampuan, bukan atas dasar impian. Bantuan pihak luar (hampir selalu ada konsekwensi ikatan) hanya berperan sekunder saja. Bila suatu keinginan ternyata tidak mungkin terlaksana tanpa bantuan dari luar (bahkan sekedar inisiasi sekalipun), maka berarti keinginan itu tidak pantas kita teruskan.

4. Bantuan luar (terutama pinjaman) masih berada pada lingkup periode tanggung jawab manajemen yang meminjam.
Kalkulasikelayakan pinjaman seharusnya dibatasi pada periode manajemen yang bersangkutan, tidak dilimpahkan pada manajemen selanjutnya. Secara objektif,manajemen yang sekarang tidak mungkin mengetahui kebijaksanaan manajemen selanjutnya. Bila dalam periode manajemen yang bersangkutan bantuan luar itu tidak mungkin/layak, maka berarti keinginannya sendiri tidak layak, atau harus disesuaikan.Demikanlah beberapa unsur budaya perusahaan yang sempat saya pelajari, semoga bermanfaat.
Darmaga, 27 Maret 2006.

Kompaknya Ibu Icha-ku dengan Kedua AdiknyaMenjadi Inspirasi


marissa Haque Fawzi nama lengkap ibuku, saya adalah anak pertamanya. Ibu Icha -- demikian panggilan sayangku padanya -- memiliki dua adik perempuan yang menjadi juga para figur publik di Indonesia.
Kompaknya Ibu Icha-ku dengan kedua adik-adiknya rupanya banyak menginspirasi kaum perempuan di Indonesia. Doaku buat Ibu Icha yang sedang berjuang untuk ujian terbuka Doktornya dari IPB yang diduga dipersulit oleh 'oknum' pendukung Presiden SBY kata beberapa sumber di IPB, Bogor. Karena Ibu icha-ku cantik mengkritik pengelolaan buruk lingkungan hidup Indonesia serta manajemen kehutan Indonesia yang amburadul. Demikian yang sering aku dengar dari keluha-kesah Ibu Icha-ku terkasih.

Ibuku Marissa Haque Satu dari 7 Perempuan Olay Singapura-Indonesia



okezone.com - 8/19/2009 11:16 AM Local Time

MUNCULNYA 7 tanda penuaan dini seperti garis halus, keriput, bintik hitam, pori-pori besar, kulit kering, kulit wajah kasar, warna kulit tidak merata, dan kulit wajah tidak lagi kencang menjadi momok menakutkan bagi wanita berusia matang. Tak heran, bila kecantikan menjadi aset yang sangat berharga. Dengan timbulnya tanda-tanda tersebut, tentu dapat menghalangi kecantikan wanita, terutama kalangan publik figur. Tak pelak, akan menyurutkan tawaran pekerjaan.


Berbeda dengan tujuh wanita luar biasa yang dikenal memiliki sejuta kesibukan. Soraya Haque dengan kesibukannya sebagai presenter televisi dan penulis buku, Marissa Haque selebriti yang haus akan dunia pendidikan, Shahnaz Haque sebagai duta kesehatan, Ira Wibowo dengan profesinya sebagai aktris yang kerap mendapat penghargaan, dan trio Be3, Nola Baldy, Widi Mulia dan Cynthia Lamusu yang sering mendapat penghargaan di dunia musik. Ternyata, di balik kecantikan ketujuh wanita tersebut terdapat rangakaian produk kecantikan, Olay. Hal inilah yang menjadikan tujuh wanita tersebut sebagai inspirasi banyak wanita lainnya dan Olay Total Effect sangat bangga bahwa dalam menjalani kegiatan sehari-hari, mereka memercayakan perawatan kulitnya kepada Olay Total Effect.


"Olay sangat bangga menjadi nomor satu keluarga besar dengan 7 wanita cantik, bintang-bintang Indonesia terbaik yang bekerja dengan hati dan mencintai serta dicintai keluarga," papar PR Manager P&G Home Products Indonesia Junita Kartikasari dalam siaran persnya. Dari pengalaman tersebut, ketujuhnya tak pelit berbagi cerita. Mulai dari Soraya yang merasa makin awet muda berkat Olay. "Usia boleh bertambah, dan organ menjadi tua, tetapi akan lebih baik jika bisa ditunda. Tampilan bisa dijaga jadi sehingga tidak menggangu penampilan. Ketika memasuki usia 39 tahun saya menggunakan Olay dan ternyata cocok. Ini merupakan hadiah bagi setiap perempuan," papar Soraya.
Sementara Marissa memercayakan kecantikan wajah kepada Olay dan menularkannya pada suami tercinta, Ikang Fauzi.


"Awalnya aku sering melihat Soraya mengunakan Olay di depan saya dan saya jadi ikut-ikutan nyoba, sekarang suamiku, Ikang Fauzi juga ikutan pakai Olay, korban istrinya. Kita juga harus hati-hati pada barang palsu, setelah road show dari Jawa Tengah aku suruh asisten aku mencari Olay dan harganya ternyata Rp25-30 ribu, dan pas aku cek ternyata di luar Jakarta harganya tiga kali lipat," ujar Marissa. Belajar dari kedua pengalaman kakaknya, hal serupa juga diterapkan Shahnaz Haque. "Saya itu perempuan jadi-jadian karena enggak mau repot. Dan ini merupakan tahun kelima saya menggunakan Olay dan Olay yang menjadi pegangan saya," papar istri Gilang Ramadan ini.


Aktris cantik Ira Wibowo, yang baru bergabung menjadi brand ambassador Olay sejak dua tahun silam juga pernah mendapat komplain dari suami karena menggunakan Olay milik sang suami. "Sejak pertama kali menggunakan Olay sudah jatuh cinta, kalau pergi keluar kota selalu saya bawa Olay. Karena saya ada faktor keturunan, seperti bintik-bintik hitam, dan sering terkena matahari karena menggunakan Olay, sedikit berkurang. Kerutan tidak terlalu tampak dan lebih lembut. Katon makin cinta tentunya. Pernah karena punya saya habis, saya bawa punya Katon, alhasil saya dapat komplain dari dia," imbuhnya.

Wanita cantik yang tergabung dalam trio Be3 juga memercayakan perawatan kecantikannya pada Olay. "Waktu SMA, kulit saya agak sensitif dan berjerawat, setelah SMA saya pun memakai obat dokter dan takut mencoba obat pasaran. Salah satu teman saya merekomendasikan untuk menggunakan Olay. Baru satu malam sudah kelihatan, pori-pori wajah saya mengecil dari situ aku stop pakai obat dokter. Aku juga sering menggunakan Olay pada wajah suamiku, setelah dia kegiatan di outdoor, pas suami tidur, aku gunakan Olay di wajahnya," ucap Cynthia Lamusu.


Berbeda dengan Chynthia, sebelum memakai Olay Widi termasuk wanita yang malas merawat diri. "Olay sangat tepat untuk saya yang tergolong malas melindungi kulit dari sengatan matahari, dulu aku pasti menggunakan Olay, karena aku enggak pede dengan wajahku yang kasar, kusam, dan warnanya tidak merata. Sekarang aku selalu berebutan Olay dengan mama," papar Widi Mulia.
Sementara Nola, memakai Olay untuk merawat kulit wajahnya dari efek buruk sinar matahari.


"Dari SMA aku memang sudah menggunakan Olay, jadi memang sudah terbiasa. Karena jarang perawatan dan sering terkena matahari, wajahku menjadi kering dan belang. Olay membuat kulitku halus dan lebih bersinar, dan suami pun semakin memuji," tandas Nola Baldi ini.

Sabtu, 29 Agustus 2009

Kesedihan Ayah Ikang & Ibu Icha akan Hutan di Banten


Menurut Ayah Ikang dan Ibu Icha, 120 ribu hektar (Ha) lahan hutan yang ada diwilayah Provinsi Banten kritis. Dimana, lahan agak kritis sekitar 40 ribu hektar, dan sisanya sekitar 80 hektar masuk kategori lahan kritis dan sangat kritis. Sedangkan Lokasi terluas berada diwilayah Kabupaten Lebak dikampun Mbah Yuya Ibunda dari Ayah Ikangku tercinta. Selain itu, Kabupaten/kota lain di Banten terbilang hampir merata luas lahan kritisnya. Karena Kabupaten/Kota lain banyak memiliki lahan datar.

Lebih jauh lagi menurut Ibu Ichaku terkasih, meski terdapat luas lahan kritis yang cukup luas namun kondisi hutan di Banten terbilang memenuhi syarat sebuah daerah yang harus memiliki hutan sekitar 30 persen dari total luas wilayah. Dimana, Banten ini memiliki hutan sekitar 29,3 persen dari total luas lahan 865.100 ha. Jumlah luas hutan sendiri sekitar 282,105, 64 ha. Luas hutan itu meliputi hutan lindung 8%, hutan produksi 27% dan hutan konservasi 65%.“Untuk tetap menjaga kondisi hutan, kita memiliki tugas untuk memperbaiki lahan-lahan yang kritis itu. Salah satunya dengan cara menanaminya kembali agar pulih.

Salah satu mantan mitra Ibu Icha dissat menjabat sebagai Anggota DPR RI periode lalu dari Fraksi PDIP bernama M.Yanuar, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten, mengatakan, faktor penyebab dari banyaknya lahan yang kritis tersebut adalah sering terjadinya penebangan hutan, kondisi lahan yang miring, kurangnya curah hujan.“ selain yang di sebutkan tadi, ada sejumlah lahan yang memang sulit ditanami karena kurangnya unsur hara,” ujarnya.

Bagaimana mau unsur hara tanah di Banten bertahan ya kalau terus terjadi penebangan liar justru didepan kantor Kejati Banten? Kemana Bu Gubernurnya yang menurut beberapa "baraya" Ayah Ikang di Pandeglang dan Lebak, kami itu katanya diduga bersaudara dengan keluarga Ratu Atut Chosiyah! Masa' sih?

Rindunya Aku pada Adikku Chikita Fawzi di Cyberjaya, Malaysia


Ya Allah... Kiki adinda sayangku sedang apa ya bulan Ramadhan seperti ini dinegeri seberang? Kak Bella sudah diterima untuk melanjutkan kuliah di FISIP-UI jurusan Komunikasi seperti yang selama ini aku cita-citakan.
Lebaran pulang ya Ki?
Zoentjes van Bintaro,
Kak Bella.